Tolak Ukur Kualitas Perguruan Tinggi ? sssttt ternyata bukan hanya Webometric lho….


Akhir akhir ini di lingkungan kita sangat sering mendengar kata webometric, ini sangat menggelitik penulis untuk mengintip seperkasa apa sih “webometric” itu sehingga nampak setiap saat banyak orang yang mengeluarkan kata ini.  Katanya sih webometric adalah sebagai salah satu alat ukur sebuah universitas, nah untuk menghapus kata “katanya”.. yok kita bahas bersama yok…

Dan ternyata webometric yang selama ini sering kita bicarakan bukanlah satu satunya alat ukur perangkingan sebuah universitas. Sebenarnya terdapat berbagai lembaga yang diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university, antara lain: THES (The Times Higher Education Supplement); ARWU (Academic Ranking of World Universities) oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao Tong University, China; dan Webometrics.

 

WEBOMETRIC

Lalu apa sih webometric ?

WEBOMETRICS adalah salah satu perangkat untuk mengukur kemajuan perguruan tinggi negeri dan swasta melalui website.

WEBOMETRICS adalah lembaga yang berafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol. Dalam setahun, badan ini mengeluarkan daftar peringkat, yaitu Bulan Januari dan Juli dan merupakan  karya dari Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de Información y Documentación (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan sekali (bulan Januari dan Juli). Alamat situs resminya: http://www.webometrics.info

WEBOMETRIC merupakan perangkingan Universitas yang dilihat dari sisi Visibility (V), Size (S), Rich Files (R) dan Scholar (Sc). Penghitungan dan pembobotannya adalah dengan menggunakan Rumus: Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc). Melakukan penilaian universitas melalui 4 kriteria, yaitu:

Visibility (V):

Total tautan eksternal yang unik yang diterima dari situs lain (inlink), diperoleh dari Yahoo Search, Live Search dan Exalead. Jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterima dari situs lain (inlink), yang diperoleh dari Yahoo Search, Live Search dan Exalead.

Size (S):

Banyaknya halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari: Google, Yahoo, Live Search dan Exalead. Jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari: Google, Yahoo, Live Search dan Exalead.

Rich Files (R):

Volume file yang ada di situs Perguruan Tinggi atau Universitas, dalam format file yang dinilai layak masuk dalam penilaian seperti: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Volume file yang ada di situs Universitas dalam format (pdf, doc, ps, ppt).

Scholar (Sc):

Sc ini diambil dari Google Scholar yang berisikan tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan, dan tulisan yang bersifat akademis lainnya. Jumlah penyajian tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan, dan tulisan akademis pada Google Scholar

Rangking Webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan”universitas di dunia Internet saja. Termasuk didalamnya adalah aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya.

 

ARWU (Academic Rangking of Word Universities)

ARWU pertama kali diterbitkan pada bulan Juni 2003 oleh Pusat Dunia-Class Universitas dan Lembaga Pendidikan Tinggi Shanghai Jiao Tong University, Cina. ARWU menggunakan enam indikator objektif untuk menentukan peringkat universitas dunia, termasuk jumlah alumni dan staf yang telah memenangkan Hadiah Nobel dan Medali Fields, jumlah peneliti, jumlah artikel yang dipublikasikan dalam jurnal Nature dan Science, jumlah artikel yang terindeks di Ilmu Citation Index – Expanded dan Ilmu Sosial Citation Index, dan kinerja per kapita sehubungan dengan ukuran sebuah institusi.

Meskipun tujuan awal ARWU adalah untuk menemukan berdiri global universitas terkemuka Cina, telah menarik banyak perhatian dari universitas, pemerintah dan media publik di seluruh dunia. Sebuah survei pada pendidikan tinggi yang diterbitkan oleh The Economist pada tahun 2005 berkomentar ARWU sebagai “peringkat tahunan yang paling banyak digunakan penelitian universitas di dunia”  Salah satu faktor untuk pengaruh yang signifikan dari ARWU adalah bahwa metodologi adalah suara global dan transparan.

ARWU dan isinya telah banyak dikutip dan digunakan sebagai titik awal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan nasional serta memfasilitasi reformasi dan pengaturan inisiatif baru.

Mulai dari tahun 2009, ARWU telah diterbitkan oleh Shanghai Ranking Consultancy, sebuah organisasi yang mandiri. Selain ARWU, Konsultasi ini akan menyediakan berbagai perbandingan global dan analisis mendalam tentang universitas riset, mendukung pengambilan keputusan yang relevan oleh pemerintah nasional dan universitas dalam konteks global.

Rangking ARWU dihitung berdasarkan 6 faktor utama, yaitu  Alumni, Award, HiCi, PUB, TOP, Fund

  1. Alumni: Total jumlah alumni yang mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Digunakan hitungan bobot (weight) berdasarkan kebaruan tahun mendapatkan penghargaan tersebut. Semakin lama mendapatkan penghargaan, semakin kecil bobot prosentase nilainya.
  2. Award: Total jumlah staff saat ini yang mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika.. Perhitungan bobotnya sama dengan Alumni.
  3. HiCi: jumlah peneliti (dosen) yang mendapatkan nilai citation tinggi (high cited researcher) alias penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subyek berdasarkan publikasi resmi dari http://isihighlycited.com.
  4. PUB: Jumlah artikel yang diindeks oleh  Science Citation Index-Expanded dan Social Science Citation Index (http://www.isiknowledge.com).
  5. TOP: Prosentase artikel yang dipublikasikan dalam top 20% journal internasional dari berbagai bidang ilmu. Penentuan top 20% journal adalah berdasarkan nilai impact factors dari Journal Citation Report (http://www.isiknowledge.com).
  6. Fund: Jumlah total anggaran biaya penelitian dari sebuah universitas. Data didapatkan dari negara dimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian.

 

THES-QS

Peneliti di Universitas punya kebiasaan lebih senang mempublikasikan karyanya ke journal ilmiah, serta memiliki jalur conference ke conference. Masalahnya, masyarakat umum jarang sekali yang membaca publikasi journal ilmiah, mereka lebih banyak menikmati koran dan majalah. Ini yang diperbaiki oleh The Times Higher Education Supplement (THES). Bekerjasama dengan QS Top Universities, THES menyajikan informasi rangking universitas yang dikemas dalam bentuk cetak (buku) maupun elektronik (situs web), bagi calon mahasiswa di seluruh dunia yang sedang memilih universitas untuk masa depannya.

Cara penilaian dari THES menggunakan 4 kriteria utama dalam menentukan skor rangking universitas di dunia, yaitu:

  1. Kriteria Kualitas Penelitian (Research Quality) memiliki bobot yang paling tinggi (60%). Dua indikator yang dinilai adalah yang pertama dari hasil Peer Review. Disebarkan angket online ke 190.000 akademisi dimana mereka diminta mengisi pertanyaan berdasarkan bidang kepakaran mereka, yaitu Arts & Humanities, Engineering & IT, Life Sciences & BioMedicine, Natural Sciences dan Social Sciences. Kemudian mereka diminta memilih 30 universitas terbaik dari wilayah mereka sesuai dengan bidang kepakaran tersebut. Indikator kedua adalah Citations per Faculty, alias berapa banyak publikasi paper dari peneliti (professor) di univesitas tersebut dan jumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential Science Indicators (ESI).
  2. Kriteria Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability) memiliki bobot 10% dengan indikator penilaian Recruiter Review. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil survey terhadap 375 perekrut tenaga kerja.
  3. Kriteria Pandangan Internasional  (International Outlook) memiliki bobot 10% dengan dua indikator yaitu, jumlah fakultas yang menyediakan internasional program dan jumlah mahasiswa internasionalnya.
  4. Kriteria Kualitas Pengajaran (Teaching Quality) dinilai dari indikator rasio jumlah mahasiswa dan fakultasnya (Student Faculty). Bobot penilaian cukup signifikan karena mencapai 20%.

(Sumber : http://ubb.ac.id)

Sebenarnya jika kita liat  dari kriteria penilaian, maka ARWU lebih lengkap dan THEST-QS juga ikut melengkapi yang tidak hanya dari sisi publikasi yang bersifat TIK, tapi mungkin karena ARWU dan THEST-QS kurang sosialisasinya dibanding webometric.

Nah…setelah kita tahu ternyata alat ukurnya gak hanya Webometric gemana…? ada diperingkat berapakah kampus kita dari sisi ARWU dan sisi THEST-QS..???

Anda mau pakai yang mana…? silahkan…. 🙂


4 responses to “Tolak Ukur Kualitas Perguruan Tinggi ? sssttt ternyata bukan hanya Webometric lho….”

  1. Terima kasih atas tulisannya yang tentunya bermanfaat 🙂
    Bagus tuh kalau kampus tempat kita kuliah masuk daftar 10 besar, biasanya masuk berita disitus2 besar di Indonesia, lumayan iklan gratisan 🙂

Leave a Reply